Pagi yang hening
Di saat kesepian menyelubungi sukma
Tiupan pawana menusuk ke tulangku
Kesejukan kian terasa
Daun nyiur melambai-lambai
Sebagai tanda pemergianku yang mustaid
Meninggalkan desa tercinta
Tempat kelahiranku
Di saat kesepian menyelubungi sukma
Tiupan pawana menusuk ke tulangku
Kesejukan kian terasa
Daun nyiur melambai-lambai
Sebagai tanda pemergianku yang mustaid
Meninggalkan desa tercinta
Tempat kelahiranku
Kucuba mengorak langkah
Bagai bergegar seluruh alam
Terasa berat hatiku meninggalkannya
Air mataku yang bening mula berlinangan
Bagai bergegar seluruh alam
Terasa berat hatiku meninggalkannya
Air mataku yang bening mula berlinangan
Lalu...dengan semangat
Kuterus jua melangkah menuju ke kota
Untuk meneruskan sisa-sisa hidupku
Untuk meneruskan sisa-sisa hidupku
Walau siksa batin terasa
Menempuh ranjau yang berbisa
Penuh noda dan dosa
Menempuh ranjau yang berbisa
Penuh noda dan dosa
Namun...
Semangatku takkan luntur
Bahkan...
Jiwa membara menyala-nyala
Pengorbananku...
Optimis mindaku
Berani...proaktif...prinsipku
Inayat dari Tuhan kupohonkan
Pasti...pasti kejayaankan kucapai
Dalam perjuangan ini.
Semangatku takkan luntur
Bahkan...
Jiwa membara menyala-nyala
Pengorbananku...
Optimis mindaku
Berani...proaktif...prinsipku
Inayat dari Tuhan kupohonkan
Pasti...pasti kejayaankan kucapai
Dalam perjuangan ini.
No comments:
Post a Comment