Mari kita Berkawan

October 18, 2010

Larangan Berbohong

Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Biasakan kamu berkata benar kerana kebenaran itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun kesyurga, dan seseorang itu selalu berkata benar sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai sdiddiq dan awaslah kamu dari dusta kerana dusta itu menuntun kepada lacur (kejahatan) dan kejahatan itu menuntun kedalam neraka dan seseorang itu biasa berdusta sehingga dicatat disisi Allah s.w.t. sebagai pendusta."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "kamu anggap orang itu munafiq dengan tiga tanda iaitu:
  • Jika berkata ia berdusta
  • Bila berjanji ia mungkiri
  • Jika berjanji sumpah ia langgar
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Malik berkata: "ketika Luqmanul-Hakim ditanya: "Apakah sebab sehingga kamu dapat mencapai kedudukanmu itu?" Jawab Luqman: "Dengan benar dalam berkata-kata dan menunaikan amanat dan meninggalkan apa yang bukan kepentinganku."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya  dari Shafwan bin Sulaim berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Apakah orang mukmin yang dapat menjadi penakut?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ya." Ditanya pula: "Apakah mungkin seorang mukmin itu pendusta?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Tidak."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ubadah bin Ashshamit r.a. berkata Rasulullah s.a.w. ditanya: "Jagalah enam macam untuk dirimu sendiri, saya dapat menjamin untukmu syurga. Enam perkara itu ialah:
  • Benar-benarlah jika berkata-kata
  • Tepatilah jika berjanji
  • Tunaikan amanat (Kembalikan jika diamati)
  • Jagalah kemaluanmu
  • Pejamkan matamu
  • Jagalah tanganmu
                        
                             Abul Laits berkata Rasulullah s.a.w. telah mengumpulkan atau menyimpulkan semua kebaikan dalam enam macam tersebut iaitu:
  • Berkata benar dan ia meliputi ucapan Tauhid iaitu benar-benar setelah mengucap dua kalimah syahadah, benar terhadap Allah s.w.t. dan juga terhadap manusia
  • Menepati janji baik terhadap Allah s.w.t. atau terhadap sesama manusia
  • Menunaikan amanat, amanat dari Allah s.w.t. merupakan kewajipan-kewajipan yang diwajibkan atas semua hamba dan amanat dari sesama munusia iaitu perkataan atau anak atau harta atau kehormatan
  • Menjaga kemaluan dari semua yang syubhat dan haram dan memelihara jangan terlihat orang lain sebab Rasulullah s.a.w. telah mengutuk orang yang melihat dan yang dilihat (kemaluan)        
  • Pejamkan matamu dari aurat sesama manusia atau kecantikan wanita yang haram dilihatnya dan jangan membelalak kedunia, sebagaimana ayat (Yang berbunyi): "Wala tamuddanna linaftinahum fihi." (Yang bermaksud): "Dan jangan membelalakkan matamu kepada apa yang Kami beri perlengkapan mereka dari dunia untuk Kami uji mereka dengan kemewahan itu.
  • Dan yang terakhir jagalah tanganmu dari segala yang haram, baik berupa harta atau lain-lainnya         
                        Hudzaifah bin Alyaman r.a. berkata: "Dahulu dimasa Rasulullah s.a.w., adakalanya seseorang mengucapkan sepatah kata dapat menjadi munafiq dan kini saya mendengar kalimat itu keluar dari kamu dalam sehari sepuluh kali (Yakni kamu tidak hirau terhadap kalimat itu dan menganggap remeh) iaitu seperti berdusta yang telah dijelaskan bahawa itu tanda munafiq. 
                        Maka seharusnya seorang muslim menjaga dirinya dari tanda-tanda munafiq sebab seorang yang telah biasa berdusta pasti dianggap pendusta dan munafiq. Ia dibebani dosa-dosa orang yang meniru perbuatannya. Abul Laits dari Abu Manshur bin Abdullah Alfaraidhi meriwayatkan dengan sanadnya dari Samurah bin Jundub r.a. berkata: Biasa Rasulullah s.a.w. jika selesai sembahyang sebuh menghadap kepada kami (para sahabat) dan bertanya: "Apakah ada diantara kamu semalam yang bermimpi?" Lalu siapa yang bermimpi akan menceritakan mimpinya kepada Rasulullah s.a.w. Pada suatu hari Rasulullah s.a.w.bertanya: "Apakah ada diantara kamu yang bermimpi?" Jawab kami: "Tidak ada." Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetapi saya sendiri semalam bermimpi didatangi oleh dua orang yang menuntun tanganku dan mengajak saya pergi sehingga sampai kelapangan yang datar, lalu kelihatan seorang berbaring sedang yang satu berdiri sambil memegang batu besar yang dipukulkan kekepala orang yang sedang berbaring itu sehingga hancur remuk kepalanya dan menggelundung batunya, lalu diambil kembali batu itu dan kembali kepada orang yang berbaring itu, sedang kepalanya telah sembuh kembali lalu dipukul lagi." Saya berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Tetapi orang itu berkata: "Ayuh jalan terus." Maka bertemu orang yang terlentang sedang yang satunya berdiri dengan bantolan besi ditangannya yang digunakan untuk merobek pipinya dan ditarik sampai kebelakang, kemudian yang sebelah kiri dan kembali lagi kekanan setelah kembali biasa, lalu dirobeknya kembali dan begitu seterusnya." Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu mengajak saya terus berjalan sehingga melihat bangunan yang atasnya seperti dapur sedang bagian bawahnya luas, ketika saya melihat, tiba-tiba didalamnya campur lelaki perempuan, maka bila terasa ada wap api dari bawah, mereka naik kemudian jika sudah merasa berkurangan turun kembali, dan bila datang api itu mereka menjerit dan naik kembali sehingga hampir keluar, kemudian jika merasa sudah padam kembali kebawah. Saya pun berkata: "Subhanallah, apakah ini?" Dan kedua orang itu berkata: " Ayuh jalan terus sehingga bertemu dengan sungai yang berair merah bagaikan darah sedang didalam sungai ada orang berenang, dan yang satu ditepi sungai mengumpulkan batu-batu, apabila yang berenang itu datang membuka mulutnya lalu dimasukkan kedalam mulutnya batu itu, lalu kembali berenang ketengah-tengah kemudian kembali dimakani batu-batu itu. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Jawab keduanya: "Berjalan terus sehingga bertemu dengan seorang yang disekitarnya api besar, dan ia mengobar-ngobarnya. Saya berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus sehingga bertemu dengan kebun yang penuh buah dan bunga, dan disana ada orang yang agak tinggi dan disekitar orang itu anak-anak yang banyak sekali, saya pun berkata: "Subhanallah, apakah itu?" Kedua orang itu berkata: "Ayuh berjalan terus." Maka kami berjalan sehingga bertemu dengan pohon beringin yang besar tidak ada yang lebih baik daripadanya maka kami naik diatasnya, tiba-tiba ada kota terbangun dari batu emas dan perak, maka kami ketuk pintu kota itu sehingga terbuka, maka kami masuk, maka segera dikeluarkan oleh kedua orang itu dan dimasukkan kegedung yang lebih indah, lebih baik, dan ketika mata saya melihat keatas terlihat gedung putih bagaikan kaca, lalu diberitahu: "Itu rumahmu." Saya bertanya: "Dapatkah saya masuk kesana?" Jawab keduanya: "Sekrang belum dapat dan kelak pasti dapat engkau masuk kedalamnya." Lalu saya berkata: "Ini malam saya melihat yang ajaib-ajaib, maka apakah ertinya semua itu?" Jawab keduanya: "Adapun orang yang dipukul kepalanya dengan batu maka itu orang yang mengerti al-quran lalu mengabaikannya dan tidak sembahyang fardhu. Ada pun yang dirobek pipinya sampai kebelakang maka itu orang yang membawa berita bohong sehingga tersebar kemana-mana. Adapun orang-orang yang campur lelaki perempuan dalam dapur api itu, maka mereka pelacur lelaki perempuan. Adapun yang berenang dalam sungai darah maka mereka adalah pemakan riba. Adapun orang yang dikelilingi api maka itu malaikat Malik penjaga neraka, adapun orang yang tinggi didalam kebun maka itu Nabi Ibrahim a.s. dan anak-anak itu ialah anak-anak kecil yang mati dalam fitrah. Adapun rumah yang pertama maka itu untuk umum orang-orang mukminin, adapun yang satunya maka itu tempat orang-orang yang mati syahid, dan saya, Jibril dan Mikail maka ada orang yang bertanya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin?" Jawabnya: "Dan anak-anaknya orang musyrikin juga ditempat Nabi Ibrahim a.s tetapi mengenai anak-anak orang musyrikin maka beritanya  macam-macam." Ada yang berpendapat: "Menjadi pelayan ahli syurga, dan sebahagian juga masuk neraka."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Sebenar-benar keterangan ialah kitab Allah s.w.t. dan semulia-mulianya perkataan ialah dzikrullah, dan sebusuk-busuk buta ialah buta hati dan yang sederhana mencukupi lebih baik daripada yang banyak dan melupakan, dan sejahat-jahat kemenyesesalan ialah menyesal hari kiamat, dan sebaik-baik kekayaan ialah kaya hati, dan sebaik-baik bekal ialah bekal taqwa. Dan khamar (arak) itu menghimpunkan segala dosa dan wanita perangkap syaitan dan kepemudaan itu sebahagian itu dari gila, dan sebusuk-busuk penghasilan ialah riba. Dan sebesar-besar dosa ialah lidah pendusta."
                        Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Sufyian bin Abi Hushin berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Dusta itu tidak baik kecuali dalam tiga macam iaitu:
  • Didalam perang
  • Seorang yang akan mendamaikan antara dua orang
  • Untuk memperbaiki isterinya          
                        Seorang ulama tabi'in berkata: "Ketahuilah bahawa benar itu perhiasan para wali dan dusta itu tanda orang yang celaka, sebagaimana yang tersebut dalam ayat (Yang berbunyi): "Hadza yaumu yanfa'us shadiqina sidquhum. (Yang bermaksud): "Pada hari ini bergunalah kebenaran dan kesungguhan orang-orang yang benar." Ayat yang lain pula (Berbunyi): "Ya ayyuhalladzina aamanuttaqullaha wa kunu ma'as shadiqin. (Yang bermaksud): "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan bergaullah kamu dengan orang yang sungguh-sungguh (benar-benar)." Ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzi jaa'a bisshidqi washaddaqa bihi ulaa'ika humul muttaquun." (Yang bermaksud): "Dan orang yang datang membawa kebenaran dan ia sendiri melaksanakan kebenaran itu, merekalah orang-orang yang bertaqwa." Ayat yang lain pula berbunyi: "Lahum maa yasyaa'uuna inda robbihim." (Yang bermaksud): "Untuk mereka apa saja yang mereka inginkan ada disisi Tuhan mereka."  
                        Juga Allah s.w.t. telah mencela pendusta dan mengutuk mereka dalam firmanNya (Yang berbunyi): "Qutilal kharraa shuun." (Yang bermaksud): "Sungguh celaka orang-orang tukang dusta." Ayat yang lain pula (Berbunyi): "Waman adhlamu mimmaniffara alallahil kadziba wahuwa yud'a ilal islam wallahu laa yahdil qaumadh dhalimin." (Yang bermaksud): "Dan tiada yang lebih kejam (zalim) dari orang yang membuat dusta atas nama Allah, padahal ia dipanggil supaya mengikuti tuntutan Islam dan Allah tidak akan memberi hidayat pada orang-orang zalim."      

Taubat

Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin Umair berkata: "Adam a.s. berkata: "Ya RobbiEngkautelah memenangkan Iblis atasku sehingga aku tidak dapat mengelakkan diri padanya kecuali dengan pertolonganMu." Firman Allah s.w.t.: "Tiada lahir seorang anak keturunanmu melainkan telah aku datangkan kepadanya yang menjaganya dari tipu daya iblis, dan dari jin-jin yang jahat." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Jawab Allah s.w.t.: "Aku beri pahala setiap hasanat sepuluh lipat ganda dan ada harapan ditambah, sedang kejahatan satu lawan satu, dan ada harapan dihapuskan." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Firman Allah s.w.t.: "Taubat tetap diterima selama roh dikandung badan." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Firman Allah s.w.t.: "Qul ya ibadziyal ladzina asrafu ala anfusihim lataq nathu min rahmatillahi innallaha yagh firudzdzunuha jami'a, in nahu hauwal ghafururrahiem." Yang bermaksud: "(Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros dari menggunakan masa hidup untuk amal yang tidak berguna) kamu jangan putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampunkan semua dosa, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi penyayang.)"
                        Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Bahawasanya Wahsyi yang membunuh Hamzah r.a., pakcik Rasulullah s.a.w. menulis surat kepada Rasulullah s.a.w. dari Mekkah: "Sesungguhnya saya ingin masuk Islam tetapi terhalang oleh ayat (Yang berbunyi): Walladzina laa yad-una Allahi ilahanakhoro, wala yaqtuluna nafsallati harramallahu illa bilhaqqi walla yaznun, waman yaf'al dzalika yaiqa atsaamaa. (Yang bermaksud) Dan mereka yang tidak mempersekutukan Allah dengan tuhan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allahkecuali dengan hak dan tidak berzina, dan siapa yang berbuat itu maka ia menanggung dosa-dosa. Sedang saya telah berbuat semua itu, maka apakah ada jalan bagiku untuk taubat?"
                        Maka turun ayat yang berbunyi: "Illa man taba waamana wa amila amalan salihin fa ula ika yubaddilullahu sayyiantihim hasanaat." (Yang bermaksud): Kecuali orang yang taubat dan beriman soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan dosa-dosa mereka dengan hasanat.
                        Maka Nabi Muhammad s.a.w. mengirim ayat tersebut kepada Wahsyi lalu dijawab oleh Wahsyi: "Bahawa didalam ayat ini ada syarat iaitu harus beramal soleh, sedang saya belum tahu apakah dapat melakukan amal soleh atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Inna Allah la yagh firu yusyroka bihi wayaghfiru ma dunia dzalika liman yasya'u." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni pada siapa yang mempersekutukanNya dan mengampuni semua dosa selain syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya."
                        Ayat ini dikirimkan kepada Wahsyi. Jawab Wahsyi: "Didalam ayat ini juga ada syarat dan saya tidak mengetahui apakah Allah s.w.t. hendak mengampuni saya atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Qul ya ibadiyalladzina ala antusikum, laa' taqnathu min rahmatillahi innallah yagh firudz dzunuba jami a innahu huwal ghafurrahiem." (Yang bermaksud): "Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros diri, janganlah kamu putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sungguh Allah maha pengampun lagi penyayang.
                        Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Sufyan berkata: "Muhammad bin Abdulrahman Assulami menulis surat kepadaku: Ayahku menceritakan kepadaku: Saya duduk dekat Nabi Muhammad s.a.w. diMadinah, lalu ada seorang diantara mereka berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Siapa yang taubat sebelum mati setengah hari, maka Allah s.w.t. memaafkan padanya. Lalu saya bertanya: Benarkah kau mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda demikian? Jawabnya: Ya. Tiba-tiba ada lain sahabt berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w.bersabda: Siapa taubat sebelum matinya sekira sesaat, maka Allah s.w.t. memaafkan baginya. Kemudian ada yang lain berkata: Saya telah mendengarNabi Muhammad s.a.w. bersabda: Siapa taubat sebelum tercabut nyawa dari tenggoroknya maka Allah s.w.t. memaafkan baginya."
                        Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Mutharrif berkata: "Allah s.w.t. berfirman: Amboi, anak Adam berbuat dosa lalu minta ampun, maka Aku ampunkan tetapi kemudian ia mengulangi dosanya lalu minta ampun, maka Aku ampunkan, amboi kasihan, ia tidak dapat meninggalkan dosanya tetapi ia pula tidak putus harapan dari rahmatKu, hai para MalaikatKuAku persaksikan kepada kamu bahawa Aku telah mengampuni baginya."
                        Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-a'masy dari seorang dari Mughits bin Sumai berkata: "Ada seorang pada ummat-ummat yang dahulu, ia selalu berbuat maksiat, maka pada suatu hari ketika ia sedang berjalan, teringat pada perbuatan-perbuatannya yang lalu, maka ia berdoa: Allahumma ghufranaka (Yang bermaksud) Ya Allah, aku harap ampunanMu sebanyak tiga kali, mendadak ia mati, maka Allah s.w.t.mengampuni baginya."
                        Muhammad bin Ajlan dari Makhul berkata: "Saya mendapat keterangan bahawa Nabi Ibrahim a.s. ketika diperlihatkan oleh Allah s.w.t. alam malakut dilangit, ia melihat hamba Allah dibumi yang sedang berzina, maka ia berdoa sehingga binasalah hamba itu, kemudian ia melihat orang yang sedang mencuri, maka ia berdoa sehingga dibinasakan oleh Allah s.w.t., lalu Allah s.w.t. berkata kepadanya: "Ya Ibrahim, biarkan urusan hambaKu kerana hambaKu itu diantara ia bertaubat maka Aku memaafkan atau akan melahirkan turunan yang ibadat kepadaKu atau ia memang celaka, maka untuknya telah tersedia jahannam untuk tempatnya dihari kemudian."
                        Abul-Laits berkata: "Berita ini sebagai dalil bahawa seorang hamba bila bertaubat maka Allah s.w.t. menerima taubatnya dan mengampuninya, kerana itu seharusnya manusia tidak putus harapan dari rahmat Allah s.w.t. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Innahu layaiasu min rouhillah illal qaumul kafirun." (Yang bermaksud) "Sesungguhnya tidak akan patah dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir."
                        Di lain ayat pula berbunyi: "Wahuwalladzi yaqbalut taubata an ibadihi waya'fu annissanyyi ati." (Yang Bermaksud): " Dialah Allah yang menerima taubat hamba-hambaNya dan memaafkan perbuatan-perbuatan yang jelek (dosa): (Surah: Assuya ayat 25)
                        Maka seharusnya bagi seorang yang sempurna akal bertaubat pada tiap waktu supaya tidak tergolong pada orang-orang yang dalam derhaka, sebab seorang yang selalu bertaubat tidak dianggap selalu didalam dosa meskipun ia mengulangi dosa itu sehari sampai tujuh puluh kali, sebagaimana riwayat  Abubakar Assidiq r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak dianggap terus menerus berbuat dosa orang yang selalu membaca istighfar (minta ampun) meskipun ia mengulangi dalam sehari tujuh puluh kali. Rasulullah s.a.w. juga bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya bertaubat kepadaAllah tiap hari seratus kali."
                        Ali bin Abi Talib r.a. berkata: "Saya bila mendengar langsung dari Rasulullah s.a.w. maka saya pergunakan dan bila diberitahu oleh lain orang maka saya sumpah jika ia berani sumpah saya percaya. Abu bakar r.a berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak seorang hamba yang berdosa kemudian ia wudhu dengan sempurna kemudian sembahyang dua rakaat dan membaca istisgfar (minta ampun) kepada Allah melainkan diampunkan oleh Allah baginya. Kemudian Rasulullah s.a.w. membaca ayat (Yang berbunyi): "Wa man ya'mal su'an yadh lim nafsa hu tsumma yas tagh firillah yajidillaha ghafura rahiema. (Yang bermaksud): Dan siapa berbuat kejahatan atau aniaya pada diri sendiri kemudian membaca istighfar (minta ampun) pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
                        Dilain riwayat Rasulullah s.a.w. memperdengarkan ayat: "Walladzina idza fa'lahu fahisyatan au dholamu anfusahum dzakarullaha fastagh faru lidzu-nubihim, waman yagh firudzdzunuba illa Allah, walam yashirru ala maa fa'alu wahum ya'lamun (135) Ula'ika jazaa'uhum maghdiratun min robbihim wa jannatun tajri min tahtihal anharu kholidina fiha wani'ma ajrul amilin (136). (Yang bermaksud): "Dan mereka yang bila berbuat kekejian atau zalim terhadap siri sendiri, langsung ingat kepada Allah lalu minta ampun dari dosa mereka, mengerti benar-benar bahawa tiada yang mengampunkan dosa kecuali Allah, dan tidak merahajalela dalam dosanya, sedang mereka mengetahui. Untuk mereka tersedia pengampunan Tuhan dan syurga yang mengalir dari bawahnya beberapa sungai, ekkal mereka didalamnya, sebaik-baik pahala bagi yang beramal." (Surah: Al-Imran 135-136)
                        Al-Hasan Albashri berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Ketika Allah s.w.t. menurunkan iblis laknatullah ia berkata: Demi kemuliaanMu, saya tidak akan melepaskan anak Adam sehingga ia terpisah dengan rohnya, maka dijawab Allah s.w.t.: Demi kemuliaan dan kebesaranKu, saya tidak akan menutupkan jalan taubat dari hambaKu sehingga rohnya berada ditenggoroknya (hampir mati)."
                        Al-Qasim meriwayatkan dari Abu Umamah Albahili r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Malaikat yang dikanan lebih kuasa terhadap malaikat yang dikiri, maka bila seseorang berbuat kebaikan, langsung dicatat olehnya sepuluh hasanat dan apabila berbuat kejahatan lalu akan ditulis oleh malaikat kiri, diperingatkan oleh yang dikanan, tahan dahulu kira-kira enam atau tujuh jam, maka bila ia membaca istighfar (minta ampun) atau dicatat apa-apa, dan jika tidak membaca istighfar, lalau dicatat satu kejahatan (sayyi'at)."
                        Abul-Laits berkata: "Ini sesuai dengan hadis (Yang berbunyi): "Atta'ibu minzda-dzanbi kaman la dzanba lahu." (Yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa bagaikan tidak berdosa." Dilain riwayat pula berbunyi: "Sesungguhnya seorang hamba jika berbuat dosa, tidak segera dicatat sehingga berbuat dosa yang lain, kemudian jika berbuat dosa lagi, juga tidak ditulis sehingga berbuat dosa yang ketiga, maka jika berkumpul lima dosa, sedang yang lima digantinya lima dosa itu. Maka disitu iblis laknatullah menjerit: Bagaimana saya akan dapat membinasakan anak Adam, sedang saya telah berusaha untuk menjerumuskan lima kali, tiba-tiba dibatalkan dengan satu hasanat, maka hilang semua usahaku itu."
                            Shafwan bin Assaal Almuradi r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Disebelah barat ada pintu gerbang besar yang dibuat oleh Allah untuk pintu taubat lebarnya sekira perjalanan 40-70 tahun, tetap terbuka dan tidak ditutup sehingga matahari terbit dibarat." Said bin Almusayyab mengertikan ayat (Yang berbunyi): "Innahu kaana awwabina ghafura." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah bagi orang yang selalu kembali kepadaNya maha pengampun." Iaitu orang yang berdosa kemudian bertaubat kemudian berdosa lagi dan bertaubat.
                        Seorang ahli hikmah berkata: "Sifat orang aarif (yang menegnal Allah s.w.t.) ada enam iaitu:
  • Jika ingat kepada Allah s.w.t. maka dia berbangga.
  • Jika ingat pada dirinya maka dia merasa rendah.
  • Jika melihat ayat-ayat Allah s.w.t. maka dia mengambil iktibar.
  • Jika ingin bermaksiat maka dia menahan diri
  • Jika ingat maafnya Allah s.w.t. maka dia gembira
  • dan Jika ingat dosa-dosanya maka minta ampun
                        Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Azzuhri r.a. berkata: " Pada suatu hari Umar masuk kepada Nabi Muhammad s.a.w. sambil menangis. maka ditanya:" Ya Umar, mengapakah kau menangis?." Jawabnya: "Ya Rasulullah, dimuka pintu ini ada seoarng pemuda telah membakar hatiku sambil menangis." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Ya Umar, masukkan dia kepadaku." Maka dimasukkan sambil menangis dan ditanya Nabi Muhammad s.a.w.: "Hai pemuda, apakah yang menyebabkan kau menangis?" jawabnya: "Ya Rasulullah, saya menangis kerana dosa-dosaku banyak sedang aku takut kepada Tuhan yang maha perkasa sedang murka kepadaku." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Apakah kau mempersekutukan Allah s.w.t., hai pemuda?" Jawabnya: "Tidak." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Apakah kau membunuh jiwa tanpa hak?" Jawab pemuda itu: ""Tidak." Sabda Nabi Muhammad s.a.w. "Maka Allah s.w.t. akan mengampunkan dosamu walaupun sebesar tujuh petala langit dan bumi dan bukit-bukit." Jawab pemuda itu: "Ya Rasulullah, dosa ku lebih besar dari langit, bumi dan bukit-bukit." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya: "Dosamu lebih ataukahalkursi?" Jawab pemuda itu: "Dosaku lebih besar." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Dosamu lebih besar ataukah arsy?" Jawab pemuda itu: "Dosaku leboh besar." Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Dosamu lebih besar atau maafnya Allah s.w.t.?" Jawab pemuda itu: "Maafnya Allah s.w.t. lebih besar." Sabda Nabi Muhammad s.a.w.: "Sungguh tidak dapat mengampunkan dosa besar kecuali Allah s.w.t. yang maha besar, yang maha maaf dan ampunanNya. Hai pemuda beritakan kepadaku, apakah dosamu itu?" Jawab pemuda itu: " Jawabnya: "Saya malu dari engkau, ya Rasulullah." Nabi Muhammad s.a.w. menekan: " Beritakan kepadaku apakah dosamu itu?." Jawab pemuda itu: " Ya Rasulullah, saya tukang gali kubur sejak tujuh tahun lalu dan pada suatu hari saya menggali kubur gadis dari kaum Ansar dan setelah saya telanjangi dari kafannya, saya tinggalkan tetapi tidak jauh bangkit hawa nafsuku, maka saya kembali dan mensetubuhi mayit gadis itu hingga puas lalu saya tinggalkan, belum jauh tiba-tiba gadis itu bangkit dan berkata: "Celaka kau hai pemuda, tidakkah malu engkau dari Tuhan yang akan membalas pada hari pembalasan kemudian, bila tiba masanya tiap orang zalim akan dituntut oleh orang yang dianiaya, kau birkan saya telanjang dan kau hadapkan aku dihadapan Allah sebagai orang janabat." Nabi Muhammad s.a.w. mendengar keterangan itu segera bangkit bagaikan terdorong dari belakang sambil berkata: "Hai fasik, alangkah layaknya engkau masuk neraka, keluarlah dari sini." Maka keluarlah pemuda itu bertaubat kepada Allah s.w.t. selama empat puluh hari dan pada malam keempat puluh ia melihat kelangit sambil berkata: "YaTuhannya Nabi MuhammadNabi Adam dan ibu Hawwa, jika Engkau telah mengampunkan aku maka beritahulah kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya, jika tidak maka kirimkan pada aku api dari langit dan bakarlah aku didunia ini, dan selamatkan aku dari siksa akihirat." Maka turun malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan sesudah memberi salam ia berkata: "Ya MuhammadTuhanmu memberi salam kepadamu." Jawab Nabi Muhammad s.a.w. "Dialah Assalam, dan daripadanya salam kepadamu dan kepadaNya segala keselamatan." Jibril berkata: "Allah bertanya, apakah kau menjadikan makhluk?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w. "Bahkan Allah yang menjadikan aku dan semua makhluk." Lalu ditanya: "Apakah kau memberi rezeki kepada mereka?" Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Bahkan Allah memberi rezeki kepadaku dan mereka." Kemudian ditanya lagi: "Apakah kau memberi taubat kepada mereka?." Nabi Muhammad s.a.w. menjawab: "Bahkan Allah memberi taubat kepadaku dan mereka." Lalu Jibril berkata Allah s.w.t. berfirman: "Maafkanlah hambaKu itu kerana Aku telah memaafkan padanya." Maka Nabi Muhammad s.a.w. segera memanggil pemuda itu dan memberitahu padanya bahawa Allah s.w.t. telah menerima taubat kepadanya dan memafkannya."
                        Abul-Laits berkata: "Seharusnya orang yang berakal memperhatikan kejadian ini dan mengerti bahawa zina dengan yang masih hidup itu lebih besar dosanya daripada zina dengan mayit. Juga harus bertaubat yang betul (sungguh-sungguh) sebagaimana pemuda itu ketika taubatnya benar-benar maka Allah s.w.t.memaafkannya."
                        Ibn Abbas r.a. ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Ya ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha." (Yang bermaksud): "Hai orang yang beriman, taubatlah kamu kepada Allah taubat yang nashuh (Sesungguh-sungguhnya)." Iaitu menyesal dalam hati dan istighfardengan lidah dan niat tidak akan mengulangi lagi selamanya. Ada riwayat bahawa Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Istighfar hanya dengan mulut sedang tetap terus berbuat dosa bagaikan mempermainkan Tuhannya."
                        Rabi'ah al-Adawiyah berkata: "Istighfarkami ii memerlukan kepada istighfar yang banyak, iaitu istighfar dengan lidah sedang hatinya niat akan mengulangi perbuatan dosanya, maka taubatnya ialah taubat orang yang dusta dan ini tidak bernam taubat sebab syarat taubat ini ada tiga iaitu:
  • Menyesal dalam hati
  • Istighfar dengan lidah
  • dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
                        Jika demikian maka pasti Allah s.w.t. mengampunkan baginya walau bagaimana besarnya dosa itu sebab Allah s.w.t. itu suka memaafkan pada hambaNya.
                        Pernah terjadi pada suatu masa dahulu raja Bani Israil diberitahu bahawa ada seorang ahli ibadah yang taat, maka raja itu tertarik sehingga ia memanggil orang ibadat itu dan diminta supaya suka menjadi sahabat raja dan sering datang keistana. Maka oleh orang ibadat itu menjawab: "Tawaran tuan raja itu baik tetapi bagaimana andaikan pada suatu hari saya bermain-main dengan babu raja, bagaimana tuan raja akan berbuat terhadap aku?" Tiba-tiba raja itu menjadi marah dan berkata: "Hai pelacur, kau berani berbuat itu didepabku?" Lalu ahli ibadat itu berkata: "Saya telah mempunyai Tuhan yang sangat pemurah, andaikan saya berbuat tujuh puluh kali dosa, nescaya tidak murka dan tidak mengusir aku bahkan tidak dikurangi rezekiku, maka bagaimana saya akan meninggalkan pintu Tuhan dan pindah pada orang sudah marah kepadaku sebelum aku bersalah, maka bagaimana kalau benar0benar engkau melihat aku telah berbuat salah (dosa) itu." Kemudian dia keluar dari istana raja itu.
                        Abul-Laits berkata: "Dosa ada dua macam iaitu dosa antara kamu dengan Allah s.w.t. dan dosa antara kamu dengan semua manusia. Adapun antara kamu dengan Allah s.w.t. maka syarat taubatnya ada tiga iaitu:
  • Menyesal dalam hati
  • Istighfar dengan lidah
  • dan niat tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi.
Maka siapa yang melakukan tiga syarat ini, tidak bangun dari tempatnya melainkan sudah diampunkan oleh Allah s.w.t. kecuali jika ia meninggalkan salah satu fardhu yang diwajibkan oleh Allah s.w.t. maka tidak berguna taubatnya selama belum menyelesaikan kewajipan terhadap dirinya itu, lalu menyesal dan istghifar. Adapun dosa yang terjadi antaramu dengan sesama manusia maka selama mereka belum menghalalkan, maka tidak berguna bagimu taubat."
                        Seorang ulama tabi'in berkata: "Adakalanya seorang yang berdosa, selalu teringat akan dosa dan menyesal serta minta ampun sehingga ia masuk syurga, sehingga syaitan laknatullah mengeluh: Celaka diriku, andaikan aku tahu nescaya tidak aku jerumuskan ia kedalam dosa itu."
                        Abubakar Alwasithi berkata: "Sabar tidak keburuan dalam segala perbuatan itu baik kecuali dalam tiga macam iaitu:
  • Ketika tiba waktu sembahyang maka harus segera dilaksanakan
  • Ketika kematian harus segera diselesaikan dan dikuburkan secepat mingkin dan 
  • Ketika akan taubat dari dosa maka jangan ditunda
                        Seorang Hakiem berkata: "Taubat seorang akan ternyata dalam empat macam iaitu:
  • Jika telah dapat mengendalikan lidahnya daripada dusta, ghibah dan kata-kata yang tidak penting baginya
  • Jika sudah tidak ada rasa hasud, dengki, iri hati terhadap semua manusia 
  • Jika telah menjauhi teman-teman yang busuk dan 
  • Selalu siap menghadapi maut, rajin dalam taat dan selalu istighfar menyesali dosa.
                        Seorang Hakiem ditanya: "Apakah ada tanda bahawa taubat itu telah diterima?" Jawabnya: "Ya, ada empat tanda iaitu:
  • Putus hubungan dengan kawan-kawan yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang solihin
  • Menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan taat
  • Hilang rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya dan selalu ingat kesusahan akhirat
  • Percaya pada jaminan Allah s.w.t. dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah s.w.t.
                        Maka bila terdapat semua sifat itu ia termasuk pada ayat yang berbunyi: "Innallaha yuhibbuttawwabina wa yuhibbul metathahirin. (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah kasih pada orang yang taubat dan kasih pada orang yang suka bersuci." Kemudian ia berhak dari orang-orang empat macam iaitu:
  • Mereka cinta kepadanya kerana Allah telah cinta kepadanya
  • Mereka akan memeliharanya dengan selalu mendoakannya
  • Mereka lupa terhadap dosa-dosanya yang lalu
  • Mereka selalu mendekat dan membantu serta mendekatinya
                        Dan Allah s.w.t. akan memuliakannya dengan empat macam perkara iaitu:
  • Melepaskannya dari dosa sehingga seolah-olah tidak pernah berdosa
  • Dicintai Allah s.w.t.
  • Dipeliharanya dari gangguan syaitan laknatullah
  • Diamankan dari rasa takut sebelum keluar dari dunia
                        Seperti mana firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Tatanazzalu alaihimul malaikatu alla takhafu wala tahzanu, waabsyiru bil jannatillati kuntum tu'adun." (Yang bermaksud): "Akan turun kepada mereka malaikat yang memberitahu supaya jangan takut dan jangan susah dan sambutlah khabar baik kamu akan masuk syurga yang telah dijanjikan untukmu."
                        Khalid bin Ma'dan berkata: "JIka orang-orang yang taubat itu telah dimasukkan kesyurga mereka bertanya: "Tidakkah Tuhan berjanji bahawa kami akan melewati neraka sebelum masuk syurga?" Maka dijawab: "Ketika kamu melaluinya ia sedang padam."
                        Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Ketika selesai melaksankan hukum rejam terhadap wanita yang berzina sehingga mati, lalu menyembahyangkannya, ditegur oleh sebahagian sebahat Rasulullah s.a.w.: Ya Rasulullah, engkau yang menghukum rejam kemudian kamu sembahyangkannya?" Jawab Rasulullah s.a.w.: Sungguh ia telah taubat yang andaikan ia berbuat tujuh puluh kali seperti itu nescaya diampunkan Allah, yakni ia telah taubat benar-benar dan taubat yang benar-benar itu pasti diterima meskipun bagaimana besarnya dosa, tetap akan diampunkan."
                        Juga diriwayatkan dari Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang mengejek seorang mukmin kerana dosa, maka ia bagaikan yang mengerjakannya danlayak bila Allah menjerumuskannya kedalam dosa itu. Dan siapa yang mengejek orang mukmin kerana suatu dosa, maka ia tidak akan keluar dari dunia sehingga melakukan dosa itu dan terbuka rahsianya dimuka umum sehingga merasakan malunya."
                        Abul-Laits berkata: "Seorang mukmin tidak sengaja berbuat dosa sebab Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Wa karraha ilaikumul kufra walfusuqa wal ishyan." (yang bermaksud): "Ddan Allah membencikan kepadamu kekafiran, kefasikan dan maksiat." Kerana itu seorang mikmin tidak mungkin sengaja berbuat dosa tetapi boleh terjadi padanya disaat ia lalai, tidak kuat menahan nafsu syahwat yang sedang meluap, kerana itu tidak boleh dicemuhkan, jika ia telah bertaubat.
                        Ibn Abbas r.a. berkata: "Jika seorang hamba taubat dan diterima oleh Allah s.w.t., maka Allah s.w.t. melupakan malaikat yang mencatat amal apa yang telah mereka tulis, juga anggota badannya pun lupa apa yang pernah dilakukan dari dosa, juga Allah s.w.t. melupakan bumi dimana ia berbuat dosa diatasnya, supaya ia datang pada hari kiamat dan tiada sesuatupun yang menyaksikan perbuatan yang pernah dilakukan itu.
                        Ali bin Abi Thalib ra. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tertulis dikeliling arsy sebelum dijadikan makhluk sekira empat ribu tahun: "Wainni laghaffarun liman taba wa aamana wa amila shaliha tsumahtada. (Yang bermaksud): Sesungguhnya Aku (Allah s.w.t.) maha pengampun bagi siapa yang taubat dan beriman dan beramal soleh dan mengikuti petunjuk."
                        Abil-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. menceritakan bab pintu taubat, lalu ditanya oleh Umar bin Alkhoththob: "Apakah pintu taubat itu, ya Rasulullah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Pintu taubat itu dihujung barat, mempunyai dua daun pintu dari emas bertaburkan mutiara dan yaqut, antara kedua tiang pintu itu sejauh perjalanan empat puluh tahun bagi orang yang berkenderaan kencang (cepat) dan pintu itu tetap terbuka sejak dijadikan Allah hingga malam yang akan terbit matahari pada paginya, dan tiada seorang hamba yang taubat benar-benar melainkan masuk taubatnya dari pintu itu. Mua'dz bin Jabal r.a. bertanya: "Ya Rasulullah, apakah taubat nashuh itu?" Jawab Rasulullah: "Ialah menyesal atas perbuatan dosanya dan niat tidak akan mengulangi lagi, kemudian minta mapun kepada Allah s.w.t. Kemudian matahari dan bulan terbenam dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan tidak ada retaknya, maka ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak diterima amal yang baru sesudah tertutup pintu itu, dan semua orang menurut keadaannya sebelum itu, jika ia baik maka dilanjutkan kebaikannya, sebagaimana firman  Allah s.w.t. (Yang berbunyi):Yauma ya'ti ba'dhu aayati robbika la yanfa'u nafsan imanuha lam takun amanat min qablu au kasabat fi imaniha khoiro. (Yang bermaksud): "Pada saat tibanya sebahagian ayat-ayat Tuhanmu, maka tidak berguna bagi seseorang iman yang baru, bila tidak beriman sejak sebelumnya, atau telah berbuat dimasa imannya dahulu kebaikan."
                        Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Taubat nashuh itu ialah sesudah taubat tidak mengulangi lagi, dan pintu taubat itu yeyap terbuka dan diterima dari siapapun kecuali tiga iaitu:
  • iblis laknatullah iaitu induk semua kekafiran
  • Qabil iaitu induk dari semua yang sial dan celaka dan
  • orang yang membunuh nabi
Sedang pintu taubat itu disebelah barat lebarnya kira-kira perjalanan emapt puluh tahun tidak akan ditutup sehingga ternit matahari daripadanya (dari barat).
                        Abul -laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Taubat itu tergantung diudara, berseru siang malam tidak berhenti-henti: Siapa yang akan menerima aku, tidak akan tersiksa dan keadaan itu selamanya, sehingga matahari terbit dari barat, maka apabila matahari telah terbit dari barat, maka ia terangkat."
                        Semua keterangan ini menganjurkan supaya bertaubat dan siapa yang bertaubat akan diterima taubatnya sebagaimana firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): "Wa tubu ilallahi jami'a ayyuhal mu'minun la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua hai orang-orang mukminun supaya kamu bahagia. Selamat dari siksaNya dan mencapai rahmatNya." Sesungguhnya taubat itu pembuka dari segala kebaikan dan menyebabkan keselamatnnya dan kebahagiaan tiap mukmin. Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Ya ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha, asa rabbukum an yukaffira ankum sayyiatikum, wa yud khilkum jannatin tajri min tahtihal anharu." (Yang bermaksud): "Hai orang-orang yang beriman, taubatlah kamu dengan sungguh-sungguh kepada Allah, semoga Tuhan menghapuskan dosa-dosamu dan memasukkan kamu kesyurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai." (Surah: Attahrim: ayat 8)
                        Dan ayat yang lain pula berbunyi: "Walladzina idza fa'alu fa hisyatan au dholamu anfusahum dzakarullaha fastaghfaru lidzunubihim, waman yaghfirudz dzunuba illallahu, walam yashirru ala ma fa'alu wahum ya'lamun." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang bila berbuat dosa besar yang keji atau aniaya pada dirinya (berbuat dosa kecil), lalu ingat kepada Allah dan minta ampun untuk dosanya, kerana tidak ada yang mengampunkan dosa kecuali Allah, dan tidak tetap selalu berbuat dosa, sedang mereka mengetahui akan dosa maksiat." (Surah Al-Imran ayat 135)
                        Said bin Abi Burdah meriwayatkan dari ayahnya dari neneknya berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya membacaistighfar minta ampun dan taubat tiap hari seratus kali." Dilain riwayat pula: "Hai manusia, taubatlah kamu kepada Allah, maka saya bertaubat kepada Allah tiap sehari semalam seratus kali."
                        Apabila Nabi Muhammad s.a.w. beristighfar dan taubat tiap hari seratus kali, padahal telah diampuni oleh Allah s.w.t. semua dosanya yang lalu dan yang akan datang, maka bagaimana kita yang belum mengetahui apakah diampunkan atau tidak? Apakah tidak selayaknya taubat tiap waktu dan tidak berhenti-henti membaca istighfar.
                        Ibn Abbas r.a. ketika mentafsirkan ayat yang berbunyi: "Bal yuridul insanu liyafjura amamah." (Yang bermaksud): "Bahkan manusia itu mengutamakan dosanya dari menunda-nunda taubatnya." Ia selalu berkata: "Kelak akan taubat sehingga tibalah maut dalam keadaan yang sejelek-jeleknya ia mati."
                        Juwaibir meriwayatkan dari Adhdhahhak dari Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Pasti akan binasa orang yang menunda-nunda (Yang selalu berkata kelak saya akan taubat)."
                        Maka seharusnya tiap manusia taubat pada tiap waktu sehingga bila tiba maut ia sudah taubat, sedang Allah s.w.t. telah berjanji dalam ayatNyayang berbunyi: "Wahuwalladzi yaqbaluttaubata anibadihi waya'fu anissayyi'at." (Yang bermaksud): "Dialah Allah yang menerima taubat hambaNyadan memaafkan segala kesalahan (kejahatan) Yakni asalkan bertaubat dan minta ampun, maka Allah akan mengampunkan.
                        Abdullah bin Mas'uud r.a. berkata: "Siapa yang membaca (ayat yang berbunyi): "Astaghfirullahal adhiem alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atu bu ilaihi." (Yang bermaksud) Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung, yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang hidup berdiri sendiri mengatur makhlukNya dan bertaubat kepadaNya." sebanyak tiga kali maka akan diampunkan semua dosa-dosanya meskipun sebanyak buih dilaut.
                        Ayyub meriwayatkan dari Abu Qabilah berkata: "Ketika Allah s.w.t. mengutuk iblis laknatullah maka ia minta ditunda, maka Allah s.w.t.meluluskan permintaannya, maka iblis laknatullah berkata: "Demi kemuliaanMu, aku tidak akan keluar dari dada hambaMu sehingga keluar rohnya. Dijawab Allah s.w.t.: "Demi kemuliaan dan kebesaranKu, tidak akan aku tutup pintu taubat pada hambaKu sehingga keluar rohnya." Maka perhatikan bagaimana kasih rahmatAllah s.w.t. pada hambaNya, tetapi menamakan mereka orang-orang mukminin sesudah mereka berdosa sebagaimana ayat 31, surah Annur (Yang berbunyi): "Wa tubu ilallahi jami'a ayyuhal mukminun la'allakum tuflihun." (Yang bermaksud): "Dan taubatlah kamu semua kembali kepada Allah, hai orang-orang muminin supaya kamu untung selamat dan bahagia."
                        Dan Allah s.w.t. menyatakan kasih kepada orang yang bertaubat didalam ayat yang berbunyi: "Innal-laha yubih buttawwabina wayuhibbul mutathohhirin." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah kasih sayang kepada orang yang taubat dan suka pada orang yang bersuci."
                        Rasulullah s.a.w. bersabda (Yang berbunyi): "Atta'ibu minadzdzanbi kaman ladzanba lahu." (yang bermaksud): "Orang yang taubat dari dosa itu bagaikan orang yang tidak berdosa."
                        Ali bin Abi Thalib r.a. diberitahu oleh orang: "Saya telah berbuat dosa." Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah s.w.t. kemudian jangan kau ulangi." Lalu orang itu berkata: "Saya telah taubat tetapi saya ulangi lagi." Ali berkata: "Taubatlah kepada Allah s.w.t. kemudian jangan kau ulangi lagi." Orang itu bertanya: "Sampai bilakah?" Jawab Ali r.a.: "Sehingga syaitan laknatullah yang kecewa dan menyesal."
                        Mujahit ketika menerangkan ayat yang berbunyi: "Innamattaubatu alallahi lilladzina ya'malunassu'a bijahalatin tsumma jatubuna min karib." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya taubat itu terhadap mereka yang berbuat dosa dengan kebodohan kemudian bertaubat tidak lama."(surah Annisa ayat 17) Mujahid berkata: "Asalkan belum mati, maka ia bererti segera dan tidak lama."
                        Abuhurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika seorang berbuat dosa lalu berkata: "Ya Tuhan, saya telah berbuat dosa maka ampunkan bagiku. Allah s.w.t. menjawab: "HambaKu telah berbuat dosa, tetapi ia sedar mengetahui bahawa ia mempunyai Tuhan yang dapat mengampunkan atau menuntut dosanya maka Aku ampunkan baginya."
                        Ini kerana kehormatan Rasulullah s.a.w. Sedang pada ummat-ummat yang dahulu jika berbuat dosa maka diharamkan apa yang tadinya halal dan bila seorang berbuat dosa maka langsung dipintu rumahnya ada keterangan Fulan bin Fulan telah berbuat dosa atau dibadannya. Dan cara taubatnya harus berbuat sebegini.
                        Bagi ummat Rasulullah s.a.w. dimudahkan dengan ayat yang berbunyi: "Waman ya'mal su'an au yadh nafsahu tsumma yastagh firillaha yajidil-laha ghafura rahiema." (Yang bermaksud): "Dan siapa yang berbuat dosa atau kesalahan bagi dirinya, kemudian minta ampun kepada Allah, tentu ia mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
                        Keran itu maka tiap muslim harus bertaubat kepada Allah s.w.t. tiap pagi dan petang. Mujahid berkata: "Orang yang tidak bertaubat tiap pagi dan petang maka termasuk orang yang zalim (aniaya) terhadap dirinya sendiri. Sebagaimana wajib juga menjaga sembahyang lima waktu sebab Allah s.w.t.menjadikan sembahyang lima waktu itu sebagai penyuci dosa-dosa kecil yang terjadi sehari-hari dan tidak terasa."
                        Alqamah dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata: "Seorang datang kepada Rasulullah s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, saya tadi bertemu wanita dalam kebun, maka saya peluk dan saya berbuat padanya segala sesuatu hanya tidak saya zina." Rasulullah s.a.w. diam sejenak kemudian turunlah ayat yang berbunyi: "Wa aqimis sholata tharafayinnahari wa zulafa minallahi, innal hasanati yudz hibnassayyi'at, dzalika dzikra lidzdzakirin." (Yang bermaksud): "Tegakkan sembahyang pada waktu siang dan malam, sesungguhnya amal kebaikan itu dapat menghapuskan sayyi'at kejahatan (dosa), ini sebagai peringatan bagi orang-orang yang sedar taubat (bagi orang yang akan bertaubat Surah Hud ayat 114)
                        Maka dipanggil oleh Rasulullah s.a.w. dan dibacakan ayat itu padanya, Umar r.a. bertanya: "Ya Rasulullah, apakah khusus buat dia sendiri atau umum buat semua manusia? "  Jawab Rasulullah s.a.w.: "Bahkan umum buat semua orang."
                        Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah r.a. berkata: "Pada suatu malam sesudah sembahyang bersama Rasulullah s.a.w.saya keluar, tiba-tiba saya bertemu dengan seorang wanita yang kudung berdiri ditengah jalan, lalu ia berkata: "Hai Abuhurairah, saya telah berbuat dosa yang sangat besar, apakah ada jalan untuk taubat?" Saya bertanya: "Apakah dosamu?" Jawabnya: "Saya telah berzina sehingga mendapat anak lalu sayu bunuh anak itu." Abu Hurairah r.a. berkata: "Celaka kau dan telah membinasakan, demi Allah, tiada jalan untuk taubat." Maka ia menjerit sehingga pingsang, lalu saya tinggalkannya, akan tetapi timbul perasaanku: Saya memberi fatwa padal Rasulullah s.a.w. masih hidup ditengah-tengah kami, dan pagi harinya saya telah pergi berjumpa dengan Rasulullah s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, semalam saya diminta fatwa dalam hal ini dan saya fatwakan kepadanya begini." Rasulullah s.a.w. bersabda: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Demi Allah hai Abuhurairah, engkaulah yang binasa dan membinasakan, dari manakah engkau hai Abuhurairah?." Dari ayat: "Walladzina layad'una ma Allahi ilaha akhara wala yaqtulunnafsal lati har-ramallahu illa bilhaqqi wala yaznuna, waman yaf'al dzalika yalqa atsama, yudha'af lahul adzabu yaumal qiyamati wayakhludz fihi muhana, illa man ta ba wa amana wa amila amalan shaliha fa ula'ika yubaddilullahu sayyi'atihim hasanat, wakanallahu ghafura rahima." (Yang bermaksud): "Dan mereka yang tidak menyeru kepada Tuhan yang lain selain Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina dan siapa yang melakukan semua itu mendapat dosa, bahkan akan dilipat gandakan siksa mereka, dan kekal dalam siksa itu hina dina kecuali orang yang taubat, beriman dan melakukan amal yang soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan semua dosa-dosa mereka dengan kebaikan dan adanya Allah maha pengampun lagi pengasih.(Surah Alfurqan ayat 68-70)
                        Maka saya segera keluar berjalan dikota Madinah sambil bertanya-tanya: "Siapakah yang dapat menunjukkan aku pada wanita yang tadi malam minta fatwa kepadaku mengenai soal ini dan itu, sehingga anak-anak mengatakan: "Abuhurairah telah." Sehingga pada malam harinya saya bertemu dengan wanita itu ditempat yang kelmarin itu, maka segera saya terangkan kepadanya apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. bahawa ia dapat bertaubat, maka ia menarik nafas besar kerana ia gembira lalu berkata: "Hai Abu Hurairah, saya mempunyai sebuah kebun dan kini saya sedekahkan untuk orang-orang miskin sebagai penebus dosa saya." Sesungguhnya seorang hamba jika taubat, maka semua dosa-dosanya yang lalu itu berubah menjadi kebaikan hasanat. Demikian pengertianayat 70 surah Alfurqan itu. 
                        Ibn Mas'ud r.a. berkata: "Pada hari kiamat jika seorang hamba melihat dalam suratan amalnya pada permulaannya ada maksiat dosa, lalu diakhirnya hasanat kebaikan, lalu diulang dari mulanya, tiba-tiba terlihat semuanya hasanat kebaikan. Demikian pula riwayat Abu Dzar Alghifari r.a. dariRasulullah s.a.w. serupa dengan ini dan inilah ertinya: "Allah mengganti dosa-dosa mereka dengan hasanat."
                        Sebenarnya tidak ada dosa yang lebih besar dari kekafiran tetapi Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Qul lilladzina in yantahu yugh far lahum maa qad salafa." (Yang bermaksud): "Katakanlah kepada orang-orang kafir: Jika kamu menghentikan kekafiran, maka akan diampunkan bagi kamu apa-apa yang telah lalu."
                        Alhasan berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: " Andaikan seorang itu berbuat dosa sehingga memenuhi apa yang diantara langit dan bumi, kemudian taubat nescaya Allah s.w.t. mengampunkannya."
                        Abu Yazid Arraqqasyi berkata: "Ketika Abu Hurairah r.a. berkhutbah diatas mimbar Rasulullah s.a.w. berkata: "Saya telah mendengarRasulullah s.a.w. bersabda: "Adam adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah pada hari kiamat. Allah menyatakan alasan udzurnya tiga macam iaitu:
  • Hai Adam, andaikan Aku tidak mengutuk orang-orang yang dusta dan membenci dusta serta mengancam siksa atasnya dan telah menjadi putusanKu akan mengisi penuh neraka jahannam dengan jin dan manusia semuanya, nescaya Aku memberi rahmat kepada turunanmu semua pada hari ini.
  • Hai Adam, sungguh Aku tidak menyiksa turunanmu dengan api neraka kecuali orang yang Aku ketahui bahawa sekiranya Aku kembalikan ia kedunia pasti ia akan kembali kepada kejahatannya dan tidak bertaubat.
  • Hai Adam, Aku jadikan kau sebagai hakim antaraKu dengan anak cucumu, berdirilah kau didekat timbangan, perhatikan apa yang terlihat padamu dari amal, maka siapa yang lebih berat amal kebaikannya meskipun hanya seberat semut, maka ahli syurga, supaya kau ketahui bahawa Aku tidak memasukkan kedalam neraka kecuali orang yang zalim.
                    Aisyah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda: "Suratan amal itu tiga perkara iaitu
  • Suratan amal yang diampunkan oleh Allah s.w.t.
  • Suratan amal yang tidak diampunkan oleh Allah s.w.t.
  • Suratan amal yang tidak ditinggalkan sedikitpun daripadanya
                    Adapun yang tidak diampunkan oleh Allah s.w.t., maka syirik mempersekutukan Allah s.w.t.Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): "Innahu man yusyrik billahi faqad harrama Allah alaihil janna ta wama'wahunnar." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan Allah maka Allah akan mengharamkan padanya syurga dan tempatnya didalam neraka. Adapun yang diampunkan oleh Allahmaka dosa seseorang terhadap Allah antara dia dengan Allah. Adapun yang tidak ditinggalkan sedikitpun maka dosa seseorang terhadap sesama manusia maka harus dibalas dan dikembalikan tiap hak kepada yang berhak."
                    Abu Hurairah r.a. berkata  Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiap hak harus dikembalikan kepada yang berhak pada hari kiamat sehingga diberi kesempatan bagi kambing yang tidak bertanduk untuk membalas kambing yang bertanduk untuk menanduknya. Kerana itu jika dosaku dengan sesama manusia, maka hendaklah diselesaikan dengan baik didunia, adapun kalau antara dia langsung dengan Allah s.w.t., maka Allah s.w.t. maha pengampun lagi mudah memaafkan asalkan mahu bertaubat. Sebab tiap hak sesama manusia harus dikembalikan, jika tidak dikembalikan didunia maka harus dibayar (diganti) dengan hasanat kebaikan amal yang telah dilakukan pada hari kiamat.
                    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tahukah kamu siapakah yang pailit dari ummatku? Jawab sahabat: "orang yang pailit itu ialah habis bersih harta kekayaannya dan belum terbayar semua hutangnya sehingga tidak punya harta dan perkakas (perabut rumah). Rasulullah s.a.w.bersabda: " Orang yang pailit dari ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan lengkap sembahyang dan puasanya tetapi ia telah mencaci maki si ini dan menuduh pada si itu dan makan harta si ini dan menumpahkan darah si itu, maka semua orang yang telah habis hasanahnya sebelum terbayar semua orang yang dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilempar kedalam neraka."
                    Kami mohon kepada Allah s.w.t. semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk tetap pada taubat. 
Muhammad bin Sirin berkata: "Awaslah, jangan sampai kau berbuat kebaikan kemudian kau tinggalkan, sebab tidak ada seorang yang taubat lalu kembali kepada dosanya beroleh keuntungan. Kerana itu yang telah taubat hendaklah  mengingati selalu pada dosanya, seakan-akan dimuka matanya, supaya tetap bertaubat, banyak membaca istighfar dan mensyukuri nikmat Allah s.w.t. hanya kepadaNya dapat bertaubat, juga memikirkan apa yang dijanjikan oleh Allah s.w.t.daripada nikmat diakhirat bagi orang yang beramal soleh, supaya rajin beramal soleh dan menjauhi dosa."
                    Zaid bin Wahb dari Abu Dzar r.a. berkata: "Saya bertanya: "Ya Rasulullah, beritahukan kepada kami apa yang tercantum dalam Suhuf Musa?"Rasulullah s.a.w. berkata: "Didalamnya ada enam kalimat iaitu:
  • Saya hairan terhadap orang yang yakin adanya neraka, bagaimana ia dapat tertawa?
  • Saya hairan pada orang yang yakin akan mati, bagaimana dapat bergembira?
  • Saya hairan pada orang yang yakin akan adanya hitungan amal, bagaimana ia melakukan dosa?
  • Saya kagum pada orang yang percaya pada takdir (ketentuan Allah s.w.t.), bagaimana ia bersusah payah?
  • Saya kagum pada orang yang melihat segala perubahan dunia, bagaimana ia condong kepadanya?
  • Saya ajaib pada orang yang yakin pada syurga, bagaimana ia tidak berbuat baik?
    La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.
                    Pada suatu hari Abdullah bin Mas'ud r.a. berjalan-jalan dikota Kufah, tiba-tiba bertemu dengan orang-orang fasiq sedang berkumpul minum khamar dan ada penyanyinya bernama Zadan. Ia memukul rebana sambil bernyanyi dengan suara yang merdu. Abdullah bin Mmas'ud berkata: "Alangkah merdunya suara itu andaikan digunakan untuk membaca Al-Quran." dan Abdullah terus berjalan. Tiba-tiba Zadan terdengar apa yang dikatakan oleh Ibn Mas'ud itu lalu ia bertanya kepada orang-orang: "Siapakah orang itu?" Dijawab oleh orang-orang: "Itu Ibn Mas'ud, sahabat Rasulullah s.a.w.." Lalu ia berkata apakah?" Tanya Zadan. Jawab orang-orang itu: "Ia berkata, alangkah merdu suara itu andaikan digunakan untuk membaca Al-Quran."
                    Perkataan itu benar-benar meresap dalam hati Zadan sehingga segera ia berdiri dan membuang rebana yang ada ditangannya lalu lari mengejar Ibn Mas'ud dan mengikat saputangan dilehernya sendiri sambil menangis dihadapan Ibn Mas'ud, maka dipeluk oleh Abdullah bin Mas'ud dan bersama-sama menangis, kemudian Abdullah bin Mas'ud berkata: "Bagaimana saya tidak akan sayang pada orang yang disayangi Allah s.w.t." Lalu ia tetap taubat dan selalu mendekati Abdullah bin mas'ud untuk belajar ilmu Al-Quran sehingga menjadi orang alim yang banyak meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Mas'ud r.a..
                    Abul Laits berkata: "Saya mendapat cerita dari ayahku, bahawa dimasa Bani Iisrail dahulu ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik dan ia selalu duduk diatas dipan didalam rumah yang selalu terbuka pintunya, sehinggakan tiap orang yang berjalan dimuka pintunya pasti tertarik kepada kecantikannya dan siapa yang akan masuk diharuskan membayar sepuluh dibar. Maka pada suatu hari ada ahli ibadat berjalan dimuka pintunya dan ketika menoleh kedalam pintu terlihat olehnya kecantikan wanita itu yang sedang duduk didipannya, maka ia sangat tertarik pada wanita itu, tetap ia berdoa semoaga Allah s.w.t. menghilangkan kerisauan hatinya yang selalu teringat pada wanita itu. akan tetapi oleh kerana perasaan hatinya tidak hilang akhirnya ia berusaha mencari wang sehingga terpaksa menjual beberapa kainnya dan setelah terkumpul sepuluh dinar ia datang kemuka pintu itu tetapi oleh wanita pelacur itu disuruh menyerahkan wangnya kepada wakilnya dengan janji supaya ia datang pada waktu yang ditentukan.
                     Maka tepat pada waktunya ia datang, sedang wanita itu telah berhias dan duduk menantikannya diatas ranjangnya, maka masuklah orang abid itu dan duduk bersama wanita itu diatas ranjang dan ketika sedang menghulurkan tangan pada wanita itu, tiba-tiba ia teringat bahawa Allah s.w.t. sedang melihatnya dalam perbuatan yang haram, yang mungkin akan menggugurkan semua amal perbuatan ibadat yang telah lalu itu, seketika itu juga ia gementar dan pucat mukanya, maka ditanya oleh wanita itu: "Mengapa kau berubah pucat, terkena apakah engkau?" Jawabnya: "Saya takut kepada Tuhanku kerana itu izinkan aku keluar." Wanita itu berkata: "Celaka kau, banyak orang ingin mendapat seperti kau ini, maka apakah yang menyebabkan kau begini?" Jawabnya: "Saya takut kepadaAllah s.w.t., sedang wang yang sudah saya berikan kepadamu itu halal, izinkan saya keluar dari sini." Maka ditanya: "Apakah engkau belum pernah berbuat begini?" Jawabnya: "Belum pernah." Lalu ditanya: "Siapa namamu dan dari manakah engkau?" Lalu diberitahu nama dan tempat daerahnya, lalu diizinkan keluar, maka keluarlah abid itu dari tempat itu sambil menangis dan melatakkan tanah diatas kepalanya, sehingga terpengaruh wanita itu ketika melihat abid itu menangis dan berkata dalam hatinya: "Ini orang pertama kali akan berbuat dosa sudah merasa takut sedemikian dan saya berbuat dosa bertahun-tahun, padahal Tuhannyaiaitu Tuhanku, maka seharusnya aku lebih takut daripadanya." Maka sejak itu wanita itu taubat dan menutup pintu rumahnya dari segala orang, untuk melakukan ibadat semata-mata, kemudian setelah ia ibadat, timbul perasaan dalam hatinya: "Sekiranya saya pergi kepada iorang abid itu, kalau-kalau ia mahu mengahwini aku sehingga aku dapat belajar agama darinya dan membantu saya dalam beribadah." Lalu ia bersiap-siap membawa harta dan budak-budaknya sehingga sampai kedusun si abid itu, dan ketika diberitahukan kepada abid itu ada wanita mencarinya, maka keluarlah abid itu untuk menemui tamunya, dan ketika wanita itu melihat abid itu segera ia membuka tudung mukanya supaya segera dikenal, tetapi ketika abid itu melihat wanita itu, teringat akan kelakuannya dahulu, maka ia menjerit sekuatnya sehingga mati ketika itu juga. Maka wanita itu tinggal sedih dan berkata: "Saya ini datang kemari untuknya dan kini telah mati, apakah ada keluarganya yang mahu kawin kepadaku?" Dijawab: "Ada saudaranya seorang soleh tetapi tidak punya apa-apa (miskin)." Berkata wanita itu: "Tidak apa sebab saya cukup harta." Maka dikawin oleh saudaranya abid itu sehingga mendapat tujuh anak laki-laki yang kesemuanya menjadi nabi-nabi Bani Israil. Wallahu a'lam.

Untuk lelaki sahaja

Kisah-kisah rumahtangga, sebut-sebut pasal POLIGAMI, bincang-bincang suami lebih muda dari isteri dan pelbagai cerita  serta tauladan yang dapat diambil marilah kita bersama-sama tauladani kisah ROMANTIK RASULULLAH SAW bersama isterinya. Rasulullah s.a.w adalah contoh yang terbaik seorang suami yang mengamalkan sistem Poligami. Baginda s.a.w. romantik kepada kesemua  isterinya. Disebutkan satu kisah pada suatu hari isteri-isteri Baginda s.a.w. berkumpul dihadapan Baginda s.a.w. lalu bertanya "Siapakah diantara mereka (isteri-isteri) yang paling disayangi". Rasulullah s.a.w hanya tersenyum lalu berkata, "Saya akan beritahu kamu kemudian." Selepas daripada pertemuan itu, Rasulullah s.a.w. telah memberikan setiap seorang daripada isteri-isteri Baginda s.a.w. sebentuk cincin. Baginda s.a.w. berpesan  supaya tidak memberitahu kepada isteri -isteri yang lain. Lalu suatu hari mereka berkumpul lagi dan bertanyakan soalan yang sama. Rasulullah s.a.w., lalu menjawab "Orang yang paling aku sayangi ialah yang kuberikan cincin kepadanya". Isteri-isteri Baginda s.a.w. tersenyum puas kerana  menyangka hanya diri mereka sahaja yang mendapat cincin dan merasakan bahawa  diri mereka tidak terasing. 
Tidak ketinggalan amalan-amalan lain yang boleh dilakukan untuk mendapat  suasana romantik ini Rasulullah s.a.w. ada bersabda yang bermaksud: "Apabila pasangan suami isteri berpegangan tangan, dosa-dosa akan  keluar melalui celah-celah jari mereka".Rasulullah s.a.w. selalu berpegangan tangan dengan Aisyah ketika di dalam rumah. Baginda s.a.w. acap kali memotong kuku isterinya, mandi junub bersama, dan mengajak salah seorang dari isteri Baginda s.a.w. pergi musafir (mengikut undian) untuk menambahkan lagi kasih sayang di antara mereka. Inilah serba sedikit kisah romantik Rasulullah s.a.w. agar dapat kita tauladani dan praktikkan dalam kehidupan berumahtangga. 
Pada suami-suami yang budiman selepas ini peganglah tangan isteri anda setiap waktu, setiap masa dan setiap saat begitu juga pada isteri -isteri solehah peganglah tangan suami anda bagi menghapuskan segala dosa-dosa.
SUAMI YANG DAYUS
Semakin memuncaknya kemajuan dunia, semakin meningkatlah jumlah manusia yang terlibat dalam kancah kemaksiatan. Rata-rata manusia hari ini berlumba-lumba mengejar  kemewahan materialistik, pangkat dan nama. Bagi mereka itulah tiket kebahagiaan dan kepuasan hidup. Tidak peliklah bila si isteri sama-sama berganding bahu dengan suami di luar rumah. Secara automitik melibatkan diri dengan dunia sosial yang terpaksa  lincah ke sana ke mari.Ada setengah suami yang bangga bila isterinya aktif berkecimpung di dalam berbagai pertubuhan luar, alasannya untuk menambahkan amal jariah. Apa yang sedih, perlaksanaannya berlawanan dengan syariat dan bercampur aduk pergaulan antara lelaki dan perempuan yang bukan muhram.
Kadang-kadang, untuk menenangkan fikiran dan menyihatkan badan, mereka sanggup meluangkan masa keluar bermain tennis atau berjogging suami isteri. Bertukar-tukar pasangan merupakan suatu perkara yang lumrah bagi mereka. Isteri si A dengan suami si B, suami si B dengan isteri si A dalam satu gelanggang. Hinanya mereka ini kerana langsung tidak ada perasaan cemburu, lebih menyedihkan lagi bila aurat terdedah sesama sendiri. Ada juga suami yang bangga bila isterinya dapat berkenalan atau berdamping rapat dengan orang-orang ternama.
Sayang seribu kali sayang. Dayuslah seorang suami yang bersifat begini. Kemanakah dicampakkan sifat "gentleman" yang Allah s.w.t. kurniakan itu? Isteri bukannya barang dagangan yang boleh diperagakan ke sana sini. Sekiranya pasangan suami isteri itu hadir di dalam sesuatu majlis kemudian dibiarkan isterinya bergaul bebas dengan lelaki lain, tunggulah! Ancaman dan balasan dari Allah s.w.t amat pedih sekali. Adalah mereka itu di dalam laknat Allah Taala, Rasul dan malaikat-Nya sehingga dia kembali ke rumah. Sebuah peringatan dari Rasulullah s.a.wbemaksud:
"Barangsiapa memenuhi akan matanya dengan memandang yang haram nescaya memenuhi Allah Taala akan matanya itu daripada bara api neraka."
Sebenarnya seorang isteri itu tidak ada masa hendak berhibur hati mencari ketenangan dengan mengadakan persatuan itu dan ini yang belum tentu terjamin berlandaskan Al-Quran dan sunnah. Lainlah, isteri pergi ke majlis kuliah-kuliah fardhu ain, majlis tahlil atau hal-hal bersangkutan dengan rumahtangga di mana boleh menambahkan keimanan dan kecintaan kita terhadap Allah s.w.t, Rasul dan keluarga. Berazam mendidik anak-anak supaya menjadi soleh dan solehah. 
Rasulullah s.a.w. berbangga dengan umat wanitanya yang taat kepada suami mereka. Allah s.w.tsuka kepada tiga perkara iaitu:
1. Mata yang menangis kerana Allah s.w.t.. 
2. Orang yang berjaga malam kerana berjihad kepada Allah s.w.t.
3. Isteri-isteri yang solehah.

Rasulullah s.a.w. bersabda di dalam hadis yang bermaksud:
"Telah meminta ampun bagi segala perempuan yang mengikut perintah suaminya oleh segala burung yang terbang di udara dan ikan di air dan segala malaikat yang di langit dan matahari dan bulan selama perempuan itu di dalam keredhaan suami."
Dapatlah kita fahami bahawa sekelian makhluk di dunia ini sentiasa bertasbih dan berdoa supaya isteri-isteri yang mentaati suami itu menjadi wanita yang solehah bakal penghuni syurga-syurga. Imam Ghazali r.a ada berkata:
"Apabila keluar segala perempuan maka sayugia dia memejamkan matanya dari melihat akan sekelian lelaki ajnabi."
Maksud memejamkan mata di sini ialah menundukkan pandangan dari melihat lelaki yang bukan muhram. Bukannya meliarkan mata memandang ke sana sini biarpun telah memakai purdah. Tanpa disedari kita telah mengenali mereka, serba sedikit apa yang tidak kena  pada mereka juga diketahui contohnya, "Mulut si fulan ini lebarlah, badan si fulan ni gemuklah, hidungnya pesetlah dan macam-macam lagi," tanpa disedari kita telah mengumpat mereka.
Bagi suami hendaklah pastikan supaya anak isterinya terhindar dari perangai di atas. Zina mata boleh membawa kepada zina hati. Berdosa besarlah jika suami membiarkan ahli keluarganya bersikap demikian. Allah s.w.t akan mengharamkan mereka dari mencium bau syurga.
 
Telah diceritakan oleh perawi hadis, Imam Ahmad dan Nasai dan hakim daripada Ibnu Umar, "Ada tiga orang yang telah Allah s.w.t haramkan dari memasuki syurga iaitu:

1. Orang yang mengekali minum arak. 
Ada diceritakan, bagi umat Islam jika ia meminum walau seteguk sekalipun arak tersebut, maka akan pecah berkecailah kalimah tauhid yang tertulis di dahinya. Zahirnya memanglah kita tidak nampak, tapi itulah keistimewaan yang Allah s.w.t. berikan kepada umat Islam.
Sebuah kalimah tauhid yang meng-Esakan-Nya. Sebuah tempat yang mulia, tempat kita sujud syukur ke hadrat Ilahi demi membuktikan bahawa kita ini insan yang serba lemah dan dhaif.

2. Orang yang menderhakai ibu bapa 
Ada diceritakan juga, pada malam Lailatul Qadar terdapat empat perkara yang boleh menyebabkan terhijabnya doa seseorang di malam tersebut bila ada padanya:
A- Orang yang derhaka dengan ibu bapanya.
B- Orang yang meminum arak
C- Dua orang yang tidak bertegur sapa antara satu sama lain selama 3 hari.
D- Orang yang memutuskan silaturahim

Cuba kita kaji dan teliti ke empat-empat perkara di atas, jika ada salah satu yang berkait dengan diri kita maka berusahalah untuk terus memperbaiki diri. Mungkin tiga perkara itu dapat kita atasi tapi bagaimana pula pertautan hati dengan ibu bapa kita selama ini? Tidak ada gunanya kita bertungkus lumus mengerjakan amal ibadah yang lain yang dirasakan sewajarnya mendapat balasan dari Allah s.w.t, sedangkan hati ibu bapa kita dilukai. Kita biarkan hidup mereka melata tidak berhaluan atau kita menjadi tuan kepada mereka.
Terhijabnya segala doa dan amal kebajikan kita selagi kita menderhakai mereka. Tidak hairanlah kita menjadi seorang yang keras hati, angkuh dan ego dengan apa yang kita perolehi. Jangan bangga dapat menawan hati-hati manusia lain dengan apa yang kita lakukan atau apa yang kita perkatakan tapi kita perbudak-budakkan emak ayah kita. Selagi perintahnya tidak bercanggah dengan syariat, kita kenalah taat dan berlemah-lembut serta berhikmah dalam mengatur sesuatu tindakan jika ada yang tidak kena pada hati mereka. Yakinlah bila kita berakhlak dengan mereka segala apa yang kita laksanakan semuanya mendapat rahmat dan bantuan Allah s.w.t.. Anak yang soleh itu ialah yang sentiasa mendoakan kesejahteraan ayah bondanya. 
3. Suami yang dayus.
Membiarkan ahli keluarganya melakukan zina. Setengah ulama menyifatkan makna dayus itu, "Suami yang membiarkan isterinya dengan lelaki lain."
Setengahnya pula menyifatkan begini:
"Orang yang membeli jariah (hamba) yang pandai menyanyi untuk menghiburkan orang lain."
Maka tersuratlah di depan pintu syurga yang bermaksud:
"Engkau hai syurga haramlah atas segala lelaki yang dayus."
Tersebut di dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w yang membawa maksud:
"Barangsiapa berbuat zina dengan perempuan yang ada suaminya nescaya adalah dosanya di atas lelaki dan perempuan di dalam kubur itu sangat azab."
Maka apabila datangnya hari kiamat nescaya menghukum Allah s.w.t akan si suami terlebih dahulu dalam segala hal kebajikan berbanding lelaki yang kemudian itu. Bermula hukum yang demikian itu apabila zina isterinya itu dengan tidak tahunya. Maka jika mengetahuinya dan dia berdiam diri nescaya Allah s.w.t mengharamkannya dengan tersurat di atas pintu syurga, yang bermaksud:
"Engkau haram yakni masuk atas segala orang yang mengatahui akan kejahatan zina pada ahlinya dan dia diam serta tiada rasa cemburu."
Akhir kata, wahai para suami, jagailah ahli keluargamu supaya sejahtera selalu di dalam iman dan didikan Islam yang sejati sebab orang yang pertama akan dipersoalkan di akhirat kelak ialah suami yang menjadi teraju di dalam rumahtangga. Wahai isteri-isteri yang budiman, bantulah perjuangan suamimu di dalam menegakkan amal makruf nahi mungkar. 

HaNyA 30 JaM SuDaH PaNdAi MeMbAcA AL QURAN

Video bacaan Al Quran

fb

Total Pageviews

Ingatlah kata kata ku

Lihatlah di sekeliling kamu dan teguhkan pendirianmu; sepanjang hidup dan usiamu jangan mudah berputus harapan, senyum yang kau berikan dan air mata yang kau titiskan, simpan…jadikan tauladan; segala yang kau pandang dan dengar, simpan…buat pedoman
"...segala yang baik itu datang daripada Allah s.w.t, manakala kekurangan itu adalah kerana kelemahan diri ini sendiri... semoga kita sama-sama mendapat keberkatan dan keampunan daripada-Nya... Amin..."

Kata kata Ku

Aku faham bahawa dosa itu menghancurkan. Dosa menghancurkan harta, masa. aqal, hati, tenaga, keluarga dan segala-galanya. Hanya kerana sedikit keseronokan, manusia masih memilih untuk melakukan dosa walaupun kesan buruknya sangat besar sekali. Kenapa aku masih berdegil memilih dosa? Ntah berapa kali penyelesalan, kau masih melakukannya. Ya Allah, pimpinlah hambamu ini.
Aku tidak berdaya memimpin diriku ke jalan Mu tanpa pimpinanMu. Hanya kepadaMu, ku pohon doa.
"Sesungguhnya berjayalah orang yang setelah menerima peringatan itu berusaha membersihkan dirinya dengan taat dan amal soleh, Dan menyebut-nyebut dengan lidah dan hatinya akan Nama Tuhannya serta mengerjakan solat. Tetapi kebanyakan kamu utamakan kehidupan dunia, padahal kehidupan Akhirat lebih baik dan lebih kekal."- (Al-A`laa 14 - 17)

TRAFFIC

Get High Quality Traffic with LogiTRAFFIC

Assalammualaikum